05/03/2017

Perikanan dan Kelautan dalam Al-qur'an

Perikanan dan Kelautan dalam Al-qur'an
http://pernikdunia.com/laut/pemandangan-bawah-laut/
 "Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur".(QS An-nahl 16:14)

Alqur'an merupakan wahyu yang Allah SWT turunkan kepada nabi Muhammad SAW. Sebagai petunjuk bagi ummat manusia seluruhnya. Mencakup seluruh nilai - nilai kehidupan, hukum dan penciptaan. Tidak hanya mengenai masalah akhirat saja tapi hingga pada permasalahan dunia ini.

Dalam ayat tersebut dengan jelas Allah SWT menjelaskan mengenai menundukkan lautan (untukmu), memakan daging yang segar (ikan), dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan semua itu ditujukan kepada manusia agar kita senantiasa mencari karunia Allah SWT yang Maha Luas dan bersyukur atas seluruh karunia yang kita dapatkan hingga sekarang.

Ada isyarat yang Allah SWT tujukan pada manusia seluruhnya yakni terkait dengan pemanfaatan sumberdaya alam yang telah Allah SWT sediakan. Pemanfaatan tersebut meliputi laut secara luas, permukaan laut dan dalam laut

Pemanfaatan laut seluruhnya meliputi bagian atas laut yang terdiri dari angin, gelombang, getaran, suhu dan air. Pemanfaatan permukaan laut meliputi air, suhu, gelombang, dan lain sebagainya. Pemanfaatan dalam laut meliputi seluruh isi yang terkandung didalamnya. Dari sini dapat kita renungkan betapa hebatnya penciptaan laut dan manfaatnya bagi kehidupan ini.

Referensi Pendukung
Herdiawan. 2016. Kedaulatan Pangan Maritim: dinamika & problematika. Lembaga Ketahanan Nasional RI. Indonesia

27/07/2016

Dr. Laurence Brown Menjelaskan Mengenai Bukti Keberadaan Tuhan

Kajianku - Dr. Laurence Brown memberikan ceramah singkat mengenai atheisme. Beliau membagi pengalamannya mengenai kondisi ateis. Banyak bukti disekitar kita untuk membuktikan keberadaan adanya Tuhan. Dalam perjalanan beliau menuju Islam, beliau menemukan betapa tidak logisnya ajaran atheisme jika dilihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Karena dulu beliau adalah seorang ateis, sehingga beliau mengenal betul sikap dan kondisi orang - orang penganut ateisme.

Dr. Laurence Brown Menjelaskan Mengenai Bukti Keberadaan Tuhan


Pemateri: Dr. Laurence Brown semoga Allah SWT senantiasa menjaganya dan memberikan rahmatnya

Kisah Singkat Perjalanan Rohani Dr. Laurence Brown

Kajianku - Sedikit kisah perjalanan kepada Islam dari seseorang tokoh bernama Dr. Luarence Brown. Kisah perjalanannya dimulai pada saat putri kedua lahir. Pada saat itu tahun 1990, putri kedua Laurence Brown lahir. Akan tetapi putrinya mengalami gangguan kesehatan yang sangat serius, terjadi penyempitan di lengkungan pembuluh darah aortanya, sehingga peredaran darah bayinya tidak lancar. Pada saat itu Putrinya dalam kondisi sekarat.

Dr. Laurence mengakui, pada saat itulah kali pertama dalam hidupnya ia berdoa dengan sangat tulus dan sungguh - sungguh sebagai seorang ateis. Pada saat berdo'a, Dr. Laurence berjanji jika Tuhan menyelamatkan putrinya, maka dia akan mencari agama yang paling disenangi Tuhan. Karena perjanjian inilah kisah perjalanannya di mulai.

Kemudian, Dr. Brown kembali ke ruang perawatan intensif putrinya dan sangat kaget ketika mendengar penjelasan seorang konsultan bedah yang mengatakan bahwa putrinya akan baik-baik saja. Dan memang itulah kenyataannya.

Setelah mengetahui putrinya baik - baik saja, ia mencoba untuk menepati janjinya pada Tuhan. Kemudian selama beberapa tahun Brown berusaha memenuhi "perjanjian"nya dengan Tuhan dan ia mempelajari segala agama hingga Yudaisme dan Kristen.

Ia mengakui bahwa ajaran Kristen tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Yesus. Hingga pada akhirnya dia menemukan Islam dan menemukan kebenaran dalam Islam.

Selengkapnya kisahnya akan di sampaikan melalui cuplikan - cuplikan video yang sempat disiarkan di Peace TV.

Jazakumullahu khoiron katsir untuk Channel Yotube
Lampu Islam
Sahabat Lampu Islam

22/07/2015

Apakah Muhammad Benar benar Seorang Rasul? bagian 1

Kajianku - Banyak dari kita yang mengaku islam tapi kita sendiri tidak mengerti apa arti dari islam. Banyak pula yang sudah mengeti islam, tapi masih belum mengenal siapa pembawa wahyu dalam ajaran islam. Sehingga banyak yang masih ragu siapakah sosok Muhammad itu?. Juga banyak dari kita yang sudah mengenal beliau, mengetahui sunnah - sunnah beliau tapi tidak mengamalkannya. Ini terjadi disebabkan kita kurang mengenal sosok Muhammad SAW. Lalu, siapakah dia sebenarnya? benarkah dia seorang rasul?. Untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut, simaklah video berikut ini

 Apakah Muhammad Benar benar Seorang Rasul?

Apa Arti dan Pengertian Islam?

Kajianku - Apa itu islam?, banyak dari kita umat islam tidak mengerti arti dan maksud dari islam itu sendiri. Maka dari itu, kita yang mengaku umat islam sejati sebaiknya benar - benar mengenal islam dari dasar hingga dalam. Dalam mengenal Islam, tidak lepas dari penjelasan secara bahasa dan istilah dengan mengacu pada literatur terpercaya, penjelasan ahli dan kajian ilmiah.

Jika kita perhatikan dalam kamus, arti kata islam tidak keluar dari makna inqiyad (tunduk) dan istislam (pasrah). (al-Mu’jam al-Wasith, 1/446) seperti yang di tulis pada konsultasisyariah.com.

Dengan melihat definisi islam, yang intinya adalah pasrah dan tunduk pada semua aturan Allah, para ulama membagi islam menjadi dua. Pertama, islam dalam arti umum. Yang dimaksud islam dalam arti umum adalah semua ajaran para nabi, yang intinya mentauhidkan Allah dan mengikuti aturan syariat yang berlaku ketika itu.

Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan,
الإسلام بالمعنى العام: هو التعبد لله بما شرع منذ أن أرسل الله الرسل إلى أن تقوم الساعة
Islam dalam arti umum adalah menyembah Allah sesuai dengan syariat yang Dia turunkan, sejak Allah mengutus para rasul, hingga kiamat. (Syarh Ushul at-Tsalatsah, hlm. 20)

Berdasarkan pengertian ini, berarti agama seluruh Nabi dan Rasul beserta pengikutnya adalah islam. Meskipun rincian aturan syariat antara satu dengan lainnya berbeda. Diantara dalil mengenai islam dalam makna umum, dalam al-Quran, Allah menyebut Ibrahim dan anak keturunannya, orang-orang islam.

وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (QS. al-Baqarah: 132).

Allah juga mengingkari klaim sebagian orang bahwa Ibrahim penganut yahudi dan nasrani,
أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَى قُلْ أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ
Kalian (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah: “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” (QS. al-Baqarah: 140).

Kedua, islam dalam arti khusus Islam dalam arti khusus adalah ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syariat beliau menghapus syariat sebelumnya yang bertentangan dengannya.

Imam Ibnu Utsaimin menyebutkan,
والإسلام بالمعنى الخاص بعد بعثة النبي صلى الله عليه وسلم يختص بما بعث به محمد صلى الله عليه وسلم لأن ما بعث به النبي صلى الله عليه وسلم نسخ جميع الأديان السابقة فصار من أتبعه مسلماً ومن خالفه ليس بمسلم
Islam dengan makna khusus adalah islam setelah diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Khusus dengan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena Syariat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghapus semua agama sebelumnya. Sehingga pengikutnya adalah orang islam, sementara yang menyimpang dari ajaran beliau, bukan orang islam. (Syarh Ushul at-Tsalatsah, hlm. 20)

Pengikut para nabi terdahulu, mereka muslim ketika syariat nabi mereka masih berlaku. Ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, syariat mereka tidak berlaku, sehingga mereka bisa disebut muslim jika mengikuti syariat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagai permisalan, ketika ada orang nasrani yang mengikuti ajaran Isa lahir batin. Dia komitmen dengan ajaran paling otentik yang disampaikan Isa, kecuali satu masalah, yaitu ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, dia tidak mau mengikuti beliau, maka orang ini bukan muslim. Andai orang ini hidup di zaman Isa, dia bisa jadi seorang muslim.

Demikian yang dapat di sampaikan. Wallahu a'lam

Pemateri: Ustadz Ammi Nur Baits
Referensi: Konsultasi Syariah